Rabu, 16 April 2025

 

95. Kalau Nabi Muhammad tidak mengetahui bahwa beliau mulanya berkiblat ke arah kutub utara dan kemudian memindahkan Kiblat itu ke arah Ka`bah sebagai kutub utara sebelum topan Nuh, kenapa beliau tidak menerangkan hal itu secara terang kepada masyarakat ramai?

Memang selama 13 tahun menjalankan tugas kerasulan di Makkah dan beberapa waktu pula setelah hijrah ke Madinah barulah Kiblat sholat itu dipindahkan ke arah Ka`bah yang persoalannya tidak pernah beliau sampaikan secara terang-terangan kepada masyarakat ramai hingga beliau berpulang ke Rahmatullah, tetapi sikap beliau yang demikian itu sebenarnya adalah untuk menjaga stabilisasi pemikiran masyarakat waktu itu. Banyak hal yang seharusnya beliau sampaikan kepada manusia ramai dengan keterangan terperinci tetapi berhubung dengan tingkat kesadaran dan pengertian ummat masih sangat rendah terpaksa beliau diamkan saja sesuai dengan ketentuan Allah.

Sikap Nabi demikian memang praktis dan wajar. Bukan hanya soal Ka`bah tetapi juga banyak hal ilmiah lainnya yang beliau diamkan sampai beliau menutup usianya tanpa pemberitaan apa-apa kepada sahabatnya. Sikap demikian sesuai dengan maksud surat  Al-Qur`an berikut:

Qs: 40 ayat 78 : ‘Dan sesungguhnya Kami mengutus Rasul-rasul sebelum engkau, diantara mereka ada yang Kami ceritakan atasmu dan diantara mereka ada yang tidak Kami ceritakan atasmu. Dan tiadalah tugas bagi seorang Rasul untuk mendatangkan sesuatu pertanda kecuali dengan izin Allah. Maka ketika telah datang utusan Allah (dengan peningkatan ilmu manusia) terlaksanalah hal itu secara logis dan merugilah ketika itu orang-orang yang membatalkan”

Memang ada Rasul yang tidak menerangkan hal yang diketahuinya kepada ummat manusia di zamannya karena belum setaraf dengan tingkat kesadaran umum, maka pengetahuan Rasul itu terpaksa didiamkan sampai ke akhir hayatnya. Demikian berlaku pada Ibrahim dengan pengetahuannya tentang tatasurya yang didapatnya melakukan Mi`raj yang tercantum pada surat 6 ayat 75 jo surat 37 ayat 99. Begitu pula Musa dengan pembesaran radiasi Surya ke atas permukaan Bumi hingga menimbulkan gelombang pasang di lautan Hindia dan karenanya air laut Merah mengalir ke arah Selatan sebagai dimaksud pada surat 10 ayat 90, surat 40 ayat 46 dan surat 11 ayat 83 hingga Firaun bersama tentaranya ditenggelamkan dengan mengalirnya air laut  itu kembali kea rah utara. Pembesaran radiasi Surya yang bersamaan, dengan bencana lain yang dirtimbulkannya, juga telah memusnahkan kaum Luth dan kaum Syu`aib sebagai tercatat pada surat 11 ayat 82, surat 26 ayat 189 dan surat 11 ayat 83. Begitu pula Daud dengan ilmu kimia untuk melunakkan besi, dan Sulaiman dengan cara penerbangan memakai tenaga angin seperti Muhammad dalam Mi`rajnya memakai tenaga mar`a yang sampai saat ini belum difahami orang. Seterusnya begitu pula Isa Almasih dengan kehidupan di planet lain yang pada abad 14 Hijriyah baru mulai disadari orang.

Semua itu berlaku dalam hal-hal yang logis menurut ketetapan Allah selaku peringatan dn bahan pemimkiran bagi para sarjana dalam berbagai bidang kejurun. Itu semua termaktub dalam Al-Qur`an selaku ayat-ayat yang terpisah-pisah.Semua itu adalah pertanda kekuasaan dan keilmuan Allah yang tidak diterangkan oleh Rasul-rasul itu dengan perincian tertentu.

Pembukaan ilmu tentang masing-masing persoalan yang diberikan Allah kepada para sarjana sebagai bukti atas kebenaran Al-Qur`an sebagai berikut:

Qs: surat 6 ayat 67”Bagi setiap pekabaran itu ada fakta yang ditentukan, dan pasti akan kamu ketahui”

Qs:surat 110 ayat 1 “Ketika datang pertolongan Allah dan pembukaan (tingkat ilmu)

Ayat 2 “ Dan engkau lihat manusia itu akan masuk pada agama Allah berbondong-bondong”

Ayat 3 “Maka tasbihlah dengan memuja Tuhanmu dan mintalah ampun padaNYA, bahwa DIA pemberi tobat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan