95. Kalau Nabi Muhammad tidak
mengetahui bahwa beliau mulanya berkiblat ke arah kutub utara dan kemudian
memindahkan Kiblat itu ke arah Ka`bah sebagai kutub utara sebelum topan Nuh,
kenapa beliau tidak menerangkan hal itu secara terang kepada masyarakat ramai?
Memang selama 13 tahun
menjalankan tugas kerasulan di Makkah dan beberapa waktu pula setelah hijrah ke
Madinah barulah Kiblat sholat itu dipindahkan ke arah Ka`bah yang persoalannya
tidak pernah beliau sampaikan secara terang-terangan kepada masyarakat ramai
hingga beliau berpulang ke Rahmatullah, tetapi sikap beliau yang demikian itu
sebenarnya adalah untuk menjaga stabilisasi pemikiran masyarakat waktu itu.
Banyak hal yang seharusnya beliau sampaikan kepada manusia ramai dengan
keterangan terperinci tetapi berhubung dengan tingkat kesadaran dan pengertian
ummat masih sangat rendah terpaksa beliau diamkan saja sesuai dengan ketentuan
Allah.
Sikap Nabi demikian memang
praktis dan wajar. Bukan hanya soal Ka`bah tetapi juga banyak hal ilmiah
lainnya yang beliau diamkan sampai beliau menutup usianya tanpa pemberitaan
apa-apa kepada sahabatnya. Sikap demikian sesuai dengan maksud surat Al-Qur`an berikut:
Qs: 40 ayat 78 : ‘Dan
sesungguhnya Kami mengutus Rasul-rasul sebelum engkau, diantara mereka ada yang
Kami ceritakan atasmu dan diantara mereka ada yang tidak Kami ceritakan
atasmu. Dan tiadalah tugas bagi seorang Rasul untuk mendatangkan sesuatu
pertanda kecuali dengan izin Allah. Maka ketika telah datang utusan Allah
(dengan peningkatan ilmu manusia) terlaksanalah hal itu secara logis dan
merugilah ketika itu orang-orang yang membatalkan”
Memang ada Rasul yang tidak
menerangkan hal yang diketahuinya kepada ummat manusia di zamannya karena belum
setaraf dengan tingkat kesadaran umum, maka pengetahuan Rasul itu terpaksa
didiamkan sampai ke akhir hayatnya. Demikian berlaku pada Ibrahim dengan
pengetahuannya tentang tatasurya yang didapatnya melakukan Mi`raj yang tercantum
pada surat 6 ayat 75 jo surat 37 ayat 99. Begitu pula Musa dengan pembesaran
radiasi Surya ke atas permukaan Bumi hingga menimbulkan gelombang pasang di
lautan Hindia dan karenanya air laut Merah mengalir ke arah Selatan sebagai
dimaksud pada surat 10 ayat 90, surat 40 ayat 46 dan surat 11 ayat 83 hingga
Firaun bersama tentaranya ditenggelamkan dengan mengalirnya air laut itu kembali kea rah utara. Pembesaran radiasi
Surya yang bersamaan, dengan bencana lain yang dirtimbulkannya, juga telah
memusnahkan kaum Luth dan kaum Syu`aib sebagai tercatat pada surat 11 ayat 82,
surat 26 ayat 189 dan surat 11 ayat 83. Begitu pula Daud dengan ilmu kimia
untuk melunakkan besi, dan Sulaiman dengan cara penerbangan memakai tenaga
angin seperti Muhammad dalam Mi`rajnya memakai tenaga mar`a yang sampai saat
ini belum difahami orang. Seterusnya begitu pula Isa Almasih dengan kehidupan
di planet lain yang pada abad 14 Hijriyah baru mulai disadari orang.
Semua itu berlaku dalam hal-hal
yang logis menurut ketetapan Allah selaku peringatan dn bahan pemimkiran bagi
para sarjana dalam berbagai bidang kejurun. Itu semua termaktub dalam Al-Qur`an
selaku ayat-ayat yang terpisah-pisah.Semua itu adalah pertanda kekuasaan dan
keilmuan Allah yang tidak diterangkan oleh Rasul-rasul itu dengan perincian
tertentu.
Pembukaan ilmu tentang
masing-masing persoalan yang diberikan Allah kepada para sarjana sebagai bukti
atas kebenaran Al-Qur`an sebagai berikut:
Qs: surat 6 ayat 67”Bagi
setiap pekabaran itu ada fakta yang ditentukan, dan pasti akan kamu ketahui”
Qs:surat 110 ayat 1 “Ketika
datang pertolongan Allah dan pembukaan (tingkat ilmu)
Ayat 2 “ Dan engkau lihat
manusia itu akan masuk pada agama Allah berbondong-bondong”
Ayat 3 “Maka tasbihlah dengan
memuja Tuhanmu dan mintalah ampun padaNYA, bahwa DIA pemberi tobat”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan