90. Bagaimana kalau seseorang
sedang berada dalam penerbangan di angkasa bebas di luar atmosfir sesuatu
planet, atau misalnya kebetulan berada di Bulan. Ke arah manakah kiblat sholat
harus di tujukan?
Kini kita hidup dalam era
penerbangan antar planet, karenanya selaku Muslim, soal Kiblat sholat haruslah
difahami sesungguhnya, seperti perbincangan kita pada soal no 89. Tetapi
mengenai keadaan di luar planet atau kebetulan sedang berada di permukaan
Bulan, maka lebih dulu hendaklah difahami bahwa di luar planet tidak ada
Ka`bah, begitupun di Bulan. Jika orang sedang berada dalam penerbangan angkasa
luar tentunya gerak tindak sangat terbatas maka tugas Sholat waktu itu sangat
memberatkan dan menyulitkan. Jika orang kebetulan berada di Bulan maka Bulan
itu tidak memiliki atmosfir untuk bernafas, tidak memiliki air walau setetes,
dan tentunya manusia tidak akan bertempat tinggal di sana kecuali untuk
beberapa jam dalam tugas penyelidikan,
maka tugas Sholat pun di sana sangat menyulitkan. Oleh karena itu, Allah
menyatakan dalam wahyu-NYA yang tehrcantum dalam Al-Qur`an, bermaksud:
Qs;22 Al-Haj ayat 41 “
Orang-orang yang jika Kami tempatkan mereka di Bumi (planet lain juga bumi) mereka
mendirikan sholat serta memberikan zakat dan mereka berurusan denga yang makruf
dan menghentikan diri dari yang mungkar. Dan kepunyaan Allah akibat seluruh
urusan”
Walaupun ayat suci ini tidak untuk
melarang orang melakukan Sholat di luar planet tetapi secara terang
mewajibkan manusia melakukan ibadah sholat hanya sewaktu berada dipermukaan
planet. Dari susunan ayat suci ini kita dapat menarik kesimpulaan bahwa
kewajiban sholat tidak dikenakan bagi orang yang kebetulan sedang berada di
angkasa luar atau di Bulan. Memang amat janggal jika ada pendapat yang
mengatakan kalau sholat di Bulan haruslah berkiblat ke arah Bumi padahal planet
ini kalau dilihat dari suatu daerah permukaan Bulan berada di bahagian atas
kepala atau tidak tampak sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan