20. Dari apakah semesta raya diciptakan menurut Al-Qur’an
Pada Surat 11/7 Al-Qur’an menyatakan bahwa semesta raya ini diciptakan dari ALMA’ seterusnya surat 21/30 menyatakan bahwa semua yang hidup diciptakan Allah dari ALMA’ juga, maka timbullah pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan istilah itu? Kalau dipakaikan arti H2o yaitu AIR, tak mungkin karena air adalah benda yang timbul kemudian. Memang pada beberapa ayat, ALMA’ itu berarti AIR seperti hujan yang turun dari atmosfir atau seperti sungai yang mengalir, tetapi ALMA’ pada surat 11/7 dan 21/30 jelas mempunyai arti yang lain.
Para ahli fisika sama sependapat bahwa HYDROGEN adalah atom asal. Semua bintang berisikan zat itu yang kemudian berubah jadi Helium dan zat lainnya. Dari Hydrogen terwujudlah berbagai element lain yang kini diketahui lebih dari 100 macamnya. Dengan itu dapatlah ditarik kesimpulan untuk mengartikan ALMA’ pada kedua ayat tadi dengan HYDROGEN, dari Hydrogenlah semesta raya ini diciptakan Allah.
Walaupun demikian surat 11/7 itu berkesimpulan: “Dan adalah semesta-NYA diatas ALMA’. Bukan saja ayat itu menerangkan semesta diciptakan dari Alma’ tetapi juga berada diatas Alma’, karenanya timbullah lagi perkiraan bahwa Alma’ tersebut lebih kecil dari pada Hydrogen.
Akhirnya didapatlah kunci keilmuan tentang itu dari surat 41/10 bahwa Alma’ adalah kekosongan mutlak. Semesta raya diciptakan Allah dari kekosongan dan semesta ini berada diatas kekosongan atau dikelilingi oleh kekosongan. Kekosongan yang dinamakan Alma’ itu lalu diberi Rawasia (batang magnet) maka berputarlah kekosongan tadi jadi inti atom yang berputar disumbunya. Kini Alma’ tersebut telah jadi Nuclear. Kemudian Nuclear yang terdiri dari Alma’ dan Rawasia yang berputar itu menimbulkan Electron dan Positron selaku pembungkus. Komposisi dari semua itu dinamakan Hydrogen selaku atom asal.
Hal itu sesuai dengan capaian penyelidikan terakhir bahwa Hidrogen tidak dapat diketahui secara terang betapa wujud dan bentuk proton (Nuclear) dan Electron yang ada padanya. Penggambaran yang diberikan hanyalah dugaan dan perkiraan semata, padahal dia tidak berisikan apa-apa kecuali Rawasia atau Proton yang berputar, dikelilingi oleh Electron dan Positron yang oleh Al-Qur’an disebut MAR’A pada surat 79/31 dan 87/4.
Proton, yang berputar dan yang memutar inti atom, menimbulkan adanya Electron dan Positron yang melingkupi, barulah dia menjadi suatu wujud yang kini dinamakan orang HYDROGEN. Kadang-kadang Electron dan Positron itu melakukan emisi (terpelanting) tersebab atom melakukan kegiatan sesamanya, maka Electron yang negatif itu dengan Positron yang positif, bersatu menjadi Neuterino dengan sifat neutral, lalu dia mengapung ke angkasa tak kembali lagi seperti yang berlaku dalam proses atom yang dinamakan Proton-proton Cycle dan Carbon Cycle. Lebih jauh dapat dikatakan lagi bahwa pada berbagai proses demikian itu terwujudlah berbagai macam benda konkrit, bentuk dan warna, dan dengan proses itu juga terdapatlah perubahan dari muda jadi tua, dari bagus jadi buruk, kemudian melebur untuk jadi wujud lain dan selanjutnya.
Kiranya dari semua itu, dapatlah disimpulkan bahwa Allah menciptakan semesta raya ini dari kekosongan, bukanlah dari suatu yang telah ada. Di samping itu tidak salah jika diartikan Alma’ dengan Hydrogen karena memang Hydrogen itu hanyalah kekosongan yang diberi Rawasia yang sangat abstrak, keaktifan Rawasia itu menimbulkan adanya Electron dan Positron yang non-partikel. Ingatlah bahwa suatu partikel adalah suatu wujud yang memiliki Rawasia, lihatlah soal no 47.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan anda berkomentar dengan tetap menjaga kesopanan