Bulan dan Planetoids

33. Tidak mungkinkah Bulan-bulan itu dulunya berasal dari pecahan suatu planet lalu satu diantaranya mengorbit keliling Bumi?

Pendapat begitu memang menjadi bagian dari dasar teori Hubble dan Einstein yang menyatakan semesta raya ini berasal dari ledakan benda raksasa di angkasa, diantara pecahan itu ada yang menjadi bintang, planet atau bulan, padahal bukanlah semesta raya itu terwujud seperti itu. Jika orang mau memperhatikan dengan seksama akan didapatnyalah kenyataan bahwa Bulan itu bukan berasal dari meteor atau pecahan dari suatu planet. Semua planetoids, seperti Ceres, Pallas, Vesta dan Juno tersebut pada keterangan no 29, tidak satupun yang bulat massanya. Kalau dikatakan Bulan itu berasal dari pecahan planet maka orang itu akan terbentur pada soal: apakah yang menyebabkan dia jadi bulat. Mungkin ada orang yang mendapatkan suatu meteor yang agak bulat tersebab terbakar karena friction yagn dialaminya sewaktu memasuki atmosfir Bumi, walaupun begitu tidaklah pernah didapati sebuah meteor yang benar-benar bulat seperti Bulan, dan Bulan itu sendiri tidak pernah mengalami friction tersebut.

Tambahan lagi, planetoids yang diketahui sebanyak 30.000 buah adalah wujud yang terbentuk oleh pecahan suatu planet dan Rawasia Simple, karenanya semua wujud itu senantiasa mengorbit keliling Surya pada garis lingkaran tertentu dan memang tidak mungkin ada diantaranya mengorbit keliling planet yang memiliki Rawasia yang sama. Untuk menjadi Bulan haruslah planetoids itu menukar Rawasia Simple yang dimilikinya dengan Rawasia Spot.

Bulan, selaku satelite, memiliki permukaan yang empuk terdiri dari pasir halus dan ini menyebabkan dia bopeng setelah ditimpa oleh meteor yang berjatuhan, tetapi tidak satupun dari planetoids dan meteor itu yang empuk seperti wujud Bulan. Semua kenyataan itu dapat menjadi alasan untuk menjawab pertanyaan tadi, bahwa Bulan bukanlah berasal; dari pecahan sesuatu planet dan tidaklah pernah suatu meteor berubah menjadi Bulan atau satelite.

baca dari awal